Showing posts with label Cerbung : Perjuangku Dan Kamu Bertemu Pak Penghulu Part 4. Show all posts
Showing posts with label Cerbung : Perjuangku Dan Kamu Bertemu Pak Penghulu Part 4. Show all posts

Monday, February 7, 2022

Perjuanganku Dan Kamu Bertemu Pak Penghulu Part 4

 




Aku takut salah satu hati kita tidak memiliki pendirian yang kuat untuk menjalani hubungan tanpa saling bertemu. Dan akhirnya lebih memilih cinta yang baru.

" Bakalan lama gak ?" Tanyaku lirih.

Giliran dia yang membisu setelah mendengar pertanyaanku. Aku menatap wajah nya yang entah sedang memikiran apa. 

Tubuhku terasa lunglai, aku takut saat mendengar keputusan terakhir yang akan keluar dari mulutnya.

" Aku juga belum tau lama atau engga " ucapnya lirih.

Jawaban itu membuatku semakin tak kuasa untuk membendung air mataku. Tapi dia mencoba menenangkan ku.

" Aku kerja jauh pun buat masa depan kita juga " ucapnya sambil mengusap air mata ku.

Bukan tidak bisa jauh darinya, aku pun takut di luaran sana dia bertemu dengan wanita yang lebih segala-galanya dariku.

Jika dia pergi di saat aku tidak ada rasa untuknya, aku tidak apa-apa. Tapi sekarang dia harus pergi jauh di saat Tuhan sudah menyadarkan ku jika aku tidak sanggup jauh darinya.

Awal kita bertemu memang tidak ada rasa sedikit pun untuknya. Setelah satu minggu dia tanpa kabar, baru lah aku mulai merasa kehilangan.

Inikah makna dari lirik lagu astrid yang berjudul tentang rasa?  " Tentang cinta yang datang perlahan, membuatku takut kehilangan ".

Kini aku mengalami hal itu. Awalnya tak ada rasa untuknya. Tapi lambat laun perasaan itu muncul secara perlahan. Dan saat ini aku benar-benar merasa takut kehilangan.

Beda hal nya dengan cinta masa lalu yang pernah mampir dalam hidupku. Aku sudah mulai jatuh cinta pada lelaki yang baru pertama ku temui. 

Tapi semakin lama aku mengenalnya, perasaan cinta itu memudar secara perlahan. Mungkin itu karena aku menyukai kelebihan yang dia tunjukkan di awal hubungan. Saat kekurangan dia mulai terlihat, aku mulai tidak bisa menerimanya.

Dan perasaan cinta untuk lelaki yang saat ini sedang bersamaku, terjadi hal yang sebaliknya. Mungkin itu terjadi karena pada awalnya aku hanya melihat kekurangan dia. 

Tapi karena rasa cinta yang tumbuh semakin besar, akhirnya aku mulai mencintai segala kekurangan yang ada pada dirinya. Dan segala kekurangan itu berubah menjadi kelebihan di mataku.  

Dari masa lalu aku belajar, jika ingin mencintai dengan tulus, cintailah dulu segala kekurangan yang pasangan kita miliki. Setelah itu pasti kelebihan dia pun pasti akan kita temukan dalam dirinya.

Dan menurut ku cinta yang tulus itu bukan dari mata turun ke hati, tapi dari hati naik ke mata. Jika hati sudah bisa menerima, maka dia akan terlihat sempurna di mata kita. Tapi jika mata yg melihat, maka hati belum tentu bisa menerima. 


Seperti nya ini salah satu takdir Tuhan yang harus ku jalani. Harus berpisah di saat rasa itu semakin tumbuh. 

" Sebelum pulang kita makan Yuk !!! "   Rupanya dia mencoba menghiburku agar tak larut dalam kesedihan.

Jangankan menerima ajakan nya, untuk tersenyum saja berat rasanya. Tapi aku pun tidak mau dia turut sedih karena melihatku selalu murung. Akhirnya aku menerima ajakan dia membeli sesuatu untuk mengisi perut kita berdua yang tanpa aku sadari cacing di perutku sudah berontak karena belum makan siang.
 
Di tempat makan dia tidak menyerah untuk selalu membuatku tersenyum. Banyak hal konyol yang tidak segan dia tunjukkan.

Siang itu di tempat makan yang view nya cukup menyejukkan pandangan ku karena banyak pepohonan rindang yang di hiasi pernak pernik, tiba-tiba muncul dua ekor semut besar di atas meja yang masih kosong karena pesanan kita berdua belum datang. 

Aku pikir kedua semut itu pasti akan dia singkirkan. Tapi dugaanku meleset. Lagi-lagi dia melakukan hal konyol.

" Kamu pilih semut yang mana ? Aku yang ini " 

 telunjuknya mengarah ke salah satu semut yang menurutku tidak ada bedanya. Ukuran nya sama, bentuk nya pun sama. Tidak ada perbedaan sedikitpun, tidak seperti Upin dan Ipin yang salah satu nya memiliki perbedaan pada rambut meskipun amat sedikit.

Aku mengerutkan kening karena tidak mengerti apa yang akan dia lakukan. Lagi pula aku tidak perlu menjawab yang mana semut yang akan aku pilih, toh hanya tinggal satu semut yang tersisa.

" Kamu mau apain semut ini ?"

Dia terlihat sangat antusias saat aku bertanya. Setelah itu dia mengatur posisi kedua semut tadi jadi saling berhadapan.

" Kita adu semut nya. Semut yang mati duluan berarti kalah ". 

Segara dia mulai pertandingan kedua semut tadi. Terlihat semut yang dia pilih mendekati lawan nya. Kedua serangga itu terus saling beradu. 

Tanpa ada wasit pertandingan itu terlihat semakin seru. Mungkin itu menurutnya. Karena terlihat dia heboh sendiri melihat kedua serangga itu terus saling beradu.  Aku hanya tersenyum melihat tingkah konyol nya.

Tapi tidak terlihat tanda-tanda semut yang akan kalah. Malah terlihat serangga itu mulai menjauh dan pergi begitu saja.

Sejenak kami saling bertatapan dengan ekpresi konyol karena melihat serangga itu berlalu sebelum pertandingan selelai.

" Mungkin serangga nya udah bermusyawarah buat gak berantem, jadi lebih milih baikan aja "

Ucapan dia sontak membuat ku tak bisa menahan tawa. Mungkin benar, semut itu sudah lelah berkelahi. Dan mereka sadar jika perkelahian itu tidaklah baik.

Serangga tadi telah mencairkan suasana, dan bisa membuat aku sejenak bisa tertawa kembali.

Waiters yang menghampiri meja kami, mengakhiri tawa yang sedang kami nikmati. Candaan tadi membuat ku semakin lapar dan makanan yang kami pesan tiba di saat yang tepat.

Ayam bakar dan sambal lalap yang biasanya selalu menggugah selera. Kini terasa tak nikmat saat ku santap kala aku teringat kembali bahwa lelaki yang ada di hadapanku akan pergi jauh.

" Kenapa kamu nangis lagi ?"  Tanya nya yang langsung membuat mulut yang tadi tengah menikmati makanan kini jadi terhenti.

" Kalo kamu sedih terus, aku gak akan tenang ngejalanin hidup di kota orang ".  Ucap nya sebelum aku menjawab pertanyaan yang dia lontarkan tadi.

Aku tidak yakin bisa menjalani hari-hari tanpa bertemu dia dalam waktu yang lama. Itu pun tidak pasti berapa lama nya dia merantau di kota orang.

Terlalu banyak kenangan bersama nya. Hanya dia kekasih dan teman yang aku miliki. 

"Jika dia pergi, apa akan ada kebahagiaan yang siap menanti? Tapi bagaimana jika dia kembali tapi hati nya bukan untukku lagi ?"


*Bersambung*















Cucu Untuk Mereka Part 3

  Siang itu aku baru saja selesai mengerjakan semua tugas rumah. Sejenak aku putuskan untuk merebahkan diri di sofa karena aku mulai merasa ...