Showing posts with label Cerpen : Kapan nikah. Show all posts
Showing posts with label Cerpen : Kapan nikah. Show all posts

Saturday, January 15, 2022

Kapan Nikah







Disini pasti ada yang merasakan hal yang sama, perasaan risih dan bosan yang selalu dirasakan terutama di setiap hari raya.


Waktu yang seharusnya penuh rasa gembira, haru, karena bisa berjumpa keluarga dan sanak saudara yang sudah lama tak berjumpa, malah jadi ajang wawancara.

Bagaimana tidak? Setiap kali bertemu orang, aku seperti artis yang akan segera di wawancarai. Tapi bukan nya jadi terkenal malah menjatuhkan mental.

Hari itu gema takbir saling bersahutan membuat suasana Idul Fitri terasa semakin haru. Aku dan keluargaku baru saja tiba di rumah orang tua dari ibuku.

Setiap tahun keluarga kami selalu berkumpul di rumah kakek dan nenek ku. Saat aku masih kecil, momen ini sangat aku nantikan.
Bagaimana tidak, di hari yang agung ini banyak hal yang aku dapatkan.

Hangat nya keluarga menambah suka cita, saudara yang lama tak jumpa berkumpul semua.
Aneka kue berjajar rapi di atas meja. Opor ayam dan rendang buatan nenek yang selalu menggugah selera, dan angpao pun banyak aku terima.

Saat beranjak dewasa, ada hal yang tak lagi sama.
Seperti biasa, semua keluarga saling bersalaman dan mengucap kata maaf satu sama lain. Tak jarang juga ada tangisan saat para tetua saling bermaafan.

" Ajang wawancara kayak nya segera di mulai " gerutuku dalam hati saat kakak dari ibuku mulai menghampiri.

" Hai Rayna !"

Sapa wanita yang usia nya jauh lebih tua dariku sambil mendaratkan ciuman nya di kedua pipiku.

" Mohon maaf lahir dan bathin Bude, maaf kalo Nha ada salah ".

Ucapku sambil mencium tangan kakak dari ibuku. Dan beliau pun membalas permintaan maafku.

" Udah makin dewasa aja yah ".
" Kapan nikah? Udah ada calonnya belum ?"

Dugaanku tidak pernah melesat karena pertanyaan horor ini yang selalu aku terima setiap tahun nya.
Dalam hatiku ingin rasa nya berteriak,

" hellooooo !!! Kalo udah punya pasangan, dia udah aku gusur buat di kenalin sama keluarga ".

Tapi apa daya, beliau lebih tua dari ku, dan sepatutnya aku hormati. Dan aku hanya bisa menyimpulkan senyum manis, yaa walaupun pertanyaan yang diberikan begitu pahit.

" Gak tau Bude, mungkin belum waktu nya ketemu jodoh ".

" Aduhh kesusul dong sama Rina !"

" Rina dimana Bude? Dari tadi Nha gak liat dia ".

Aku mencoba mengalihkan pembicaraan agar durasi wawancara tak semakin panjang. Tapi niat itu malah membuatku semakin dongkol.

" Nanti dia nyusul kesini sama calon suaminya. Sekarang dia lagi ke rumah calon mertuanya dulu " jawabnya dengan penuh rasa bangga.

" Ohh gitu yah !" Jawabku singkat.

" Dua bulan lagi acara lamaran nya " timpalnya lagi.

" Semoga lancar yah Bude sampe hari H nya ".

" Kamu juga kalo udah nemu cowok gak usah pilih-pilih, biar cepet nyusul ".

Ucapan itu bagai pisau yang tajam, cukup mengiris dan membuat luka di hatiku. Inilah yang namanya sakit tapi tak berdarah

Andai mereka tahu, mendapatkan jodoh tak semudah mendapatkan tahu bulat yang kini bisa kita order di marketplace kuliner.

Belum dapat pasangan pun bukan berarti kita terlalu pemilih.

Aku tahu kalau jodoh itu di tangan Tuhan.
Dan mungkin mereka yg selalu melontarkan pertanyaan " kapan nikah", mereka berfikir kalau jodoh itu bisa kita rebut dari tangan Tuhan .

Ya kaleee jodoh di samain kaya cilok yang suka kita rebut dari tangan adik semasa kita masih kecil.

Tapi sayang nya tidak semudah itu . Bagi yang sudah punya pasangan pun, menyebar undangan tak semudah menyebar paku dijalan.

Banyak pasangan yang sudah menjalin hubungan cukup lama. Tapi mereka tak kunjung naik pelaminan dengan alasan yang berbeda.

Bukan hanya perlu modal untuk menyelenggarakan pernikahan, tapi juga modal kesiapan fisik dan juga mental.

Memang nya siapa sih yang pengen jomblo terus ?
Siapa sih yang gak pengen punya gelar " istri ".

Semua kaum wanita mengharapkan hal yang sama. Mendapatkan laki-laki yang bisa dikenalkan sebagai calon suami kepada seluruh keluarga.

Tapi semua itu kita serahkan lagi pada takdir Tuhan. Kita tidak bisa memilah dan memilih dengan siapa kita berjodoh dan kapan kita menemukan jodoh.

Seandainya kita sudah siap menikah, dan pasangan pun sudah ada, tapi Tuhan belum merestui, maka ikatan suci pun tidak akan pernah terjadi.

Dan sebaliknya, jika jodoh kita masih tersendat pada restu orang tua tapi restu dari Tuhan sudah di dapat, ikatan suci pasti akan terjadi.

Semua orang yang mengalami hal ini, pasti menginginkan agar tidak ada lagi pertanyaan seperti itu, yang malah membuat kita jadi risih, bahkan tak jarang merasa jadi tidak bersemangat bertemu keluarga di saat hari raya.

" Kapan nikah ?"

Mungkin terdengar sepele bagi orang yang mengeluarkan pertanyaan itu. Tapi ketahuilah, akibat dari pertanyaan sederhana itu bisa menimbulkan seseorang kehilangan rasa percaya diri.

Biarkan saja mereka menjalani setiap takdirnya sendiri, jika sudah waktunya mereka bertemu takdir yang Tuhan restui, undangan pun siap mereka bagi.

Dan aku yakin, jika sudah waktunya aku bertemu dengan pendamping hidup. Sejauh apapun jarak dia saat ini, Tuhan akan mendekatkan dia denganku dengan cara nya sendiri.

Jika saat ini aku masih sendiri, mungkin Tuhan sedang menyiapkan lelaki yang baik untuk menjadi pemimpin dalam rumah tanggaku kelak.

Percayalah takdir terindah pasti akan datang jika sudah waktunya ☺️

Jika di luaran sana masih ada saja yang melontarkan pertanyaan kapan nikah pada seseorang yang belum berpasangan. Sebaiknya urungkan.

Menurutku pertanyaan itu tak sepantas nya di lontarkan, dan bisa saja malah menjatuhkan mental seseorang.

Note : di tulisan yang akan datang, setelah menikah muncul pertanyaan baru. Jangan lupa mampir ke sini lagi yah ☺️



Cucu Untuk Mereka Part 3

  Siang itu aku baru saja selesai mengerjakan semua tugas rumah. Sejenak aku putuskan untuk merebahkan diri di sofa karena aku mulai merasa ...