Saturday, January 15, 2022

Kapan Nikah







Disini pasti ada yang merasakan hal yang sama, perasaan risih dan bosan yang selalu dirasakan terutama di setiap hari raya.


Waktu yang seharusnya penuh rasa gembira, haru, karena bisa berjumpa keluarga dan sanak saudara yang sudah lama tak berjumpa, malah jadi ajang wawancara.

Bagaimana tidak? Setiap kali bertemu orang, aku seperti artis yang akan segera di wawancarai. Tapi bukan nya jadi terkenal malah menjatuhkan mental.

Hari itu gema takbir saling bersahutan membuat suasana Idul Fitri terasa semakin haru. Aku dan keluargaku baru saja tiba di rumah orang tua dari ibuku.

Setiap tahun keluarga kami selalu berkumpul di rumah kakek dan nenek ku. Saat aku masih kecil, momen ini sangat aku nantikan.
Bagaimana tidak, di hari yang agung ini banyak hal yang aku dapatkan.

Hangat nya keluarga menambah suka cita, saudara yang lama tak jumpa berkumpul semua.
Aneka kue berjajar rapi di atas meja. Opor ayam dan rendang buatan nenek yang selalu menggugah selera, dan angpao pun banyak aku terima.

Saat beranjak dewasa, ada hal yang tak lagi sama.
Seperti biasa, semua keluarga saling bersalaman dan mengucap kata maaf satu sama lain. Tak jarang juga ada tangisan saat para tetua saling bermaafan.

" Ajang wawancara kayak nya segera di mulai " gerutuku dalam hati saat kakak dari ibuku mulai menghampiri.

" Hai Rayna !"

Sapa wanita yang usia nya jauh lebih tua dariku sambil mendaratkan ciuman nya di kedua pipiku.

" Mohon maaf lahir dan bathin Bude, maaf kalo Nha ada salah ".

Ucapku sambil mencium tangan kakak dari ibuku. Dan beliau pun membalas permintaan maafku.

" Udah makin dewasa aja yah ".
" Kapan nikah? Udah ada calonnya belum ?"

Dugaanku tidak pernah melesat karena pertanyaan horor ini yang selalu aku terima setiap tahun nya.
Dalam hatiku ingin rasa nya berteriak,

" hellooooo !!! Kalo udah punya pasangan, dia udah aku gusur buat di kenalin sama keluarga ".

Tapi apa daya, beliau lebih tua dari ku, dan sepatutnya aku hormati. Dan aku hanya bisa menyimpulkan senyum manis, yaa walaupun pertanyaan yang diberikan begitu pahit.

" Gak tau Bude, mungkin belum waktu nya ketemu jodoh ".

" Aduhh kesusul dong sama Rina !"

" Rina dimana Bude? Dari tadi Nha gak liat dia ".

Aku mencoba mengalihkan pembicaraan agar durasi wawancara tak semakin panjang. Tapi niat itu malah membuatku semakin dongkol.

" Nanti dia nyusul kesini sama calon suaminya. Sekarang dia lagi ke rumah calon mertuanya dulu " jawabnya dengan penuh rasa bangga.

" Ohh gitu yah !" Jawabku singkat.

" Dua bulan lagi acara lamaran nya " timpalnya lagi.

" Semoga lancar yah Bude sampe hari H nya ".

" Kamu juga kalo udah nemu cowok gak usah pilih-pilih, biar cepet nyusul ".

Ucapan itu bagai pisau yang tajam, cukup mengiris dan membuat luka di hatiku. Inilah yang namanya sakit tapi tak berdarah

Andai mereka tahu, mendapatkan jodoh tak semudah mendapatkan tahu bulat yang kini bisa kita order di marketplace kuliner.

Belum dapat pasangan pun bukan berarti kita terlalu pemilih.

Aku tahu kalau jodoh itu di tangan Tuhan.
Dan mungkin mereka yg selalu melontarkan pertanyaan " kapan nikah", mereka berfikir kalau jodoh itu bisa kita rebut dari tangan Tuhan .

Ya kaleee jodoh di samain kaya cilok yang suka kita rebut dari tangan adik semasa kita masih kecil.

Tapi sayang nya tidak semudah itu . Bagi yang sudah punya pasangan pun, menyebar undangan tak semudah menyebar paku dijalan.

Banyak pasangan yang sudah menjalin hubungan cukup lama. Tapi mereka tak kunjung naik pelaminan dengan alasan yang berbeda.

Bukan hanya perlu modal untuk menyelenggarakan pernikahan, tapi juga modal kesiapan fisik dan juga mental.

Memang nya siapa sih yang pengen jomblo terus ?
Siapa sih yang gak pengen punya gelar " istri ".

Semua kaum wanita mengharapkan hal yang sama. Mendapatkan laki-laki yang bisa dikenalkan sebagai calon suami kepada seluruh keluarga.

Tapi semua itu kita serahkan lagi pada takdir Tuhan. Kita tidak bisa memilah dan memilih dengan siapa kita berjodoh dan kapan kita menemukan jodoh.

Seandainya kita sudah siap menikah, dan pasangan pun sudah ada, tapi Tuhan belum merestui, maka ikatan suci pun tidak akan pernah terjadi.

Dan sebaliknya, jika jodoh kita masih tersendat pada restu orang tua tapi restu dari Tuhan sudah di dapat, ikatan suci pasti akan terjadi.

Semua orang yang mengalami hal ini, pasti menginginkan agar tidak ada lagi pertanyaan seperti itu, yang malah membuat kita jadi risih, bahkan tak jarang merasa jadi tidak bersemangat bertemu keluarga di saat hari raya.

" Kapan nikah ?"

Mungkin terdengar sepele bagi orang yang mengeluarkan pertanyaan itu. Tapi ketahuilah, akibat dari pertanyaan sederhana itu bisa menimbulkan seseorang kehilangan rasa percaya diri.

Biarkan saja mereka menjalani setiap takdirnya sendiri, jika sudah waktunya mereka bertemu takdir yang Tuhan restui, undangan pun siap mereka bagi.

Dan aku yakin, jika sudah waktunya aku bertemu dengan pendamping hidup. Sejauh apapun jarak dia saat ini, Tuhan akan mendekatkan dia denganku dengan cara nya sendiri.

Jika saat ini aku masih sendiri, mungkin Tuhan sedang menyiapkan lelaki yang baik untuk menjadi pemimpin dalam rumah tanggaku kelak.

Percayalah takdir terindah pasti akan datang jika sudah waktunya ☺️

Jika di luaran sana masih ada saja yang melontarkan pertanyaan kapan nikah pada seseorang yang belum berpasangan. Sebaiknya urungkan.

Menurutku pertanyaan itu tak sepantas nya di lontarkan, dan bisa saja malah menjatuhkan mental seseorang.

Note : di tulisan yang akan datang, setelah menikah muncul pertanyaan baru. Jangan lupa mampir ke sini lagi yah ☺️



Tukang Posting Karna Doi Kurang Insting






Hayooo !! Siapa nih yang di bikin jadi mirip programmer karna ulah punya pasangan yg lemah insting hihihi. Tiap hari sista kerjaan nya kode-kode an tapi doi masih saja kurang peka. Kira-kira apa yah penyebab doi bersikap seperti itu ?? 🤔 Apa itu artinya doi gak sayang ?? 🤔

Bagi sebagian perempuan, mereka merasa bahwa pasangannya menganggap kita tidak begitu penting. Hanya karena dia jarang memposting sesuatu yang berhubungan dengan diri kita. Sampai-sampai ada beberapa diantara kita yang berusaha agar pasangan kita mengerti apa yang sedang kita inginkan. Dan sosial media atau bahkan status Whatsapp yang kita jadikan media untuk memberi isyarat dengan harapan dia akan mengetahui apa yang kita harapkan darinya. 

Misal, kita mencoba mengupload foto selfie lalu mengunggah nya dengan harapan saat dia melihatnya, foto selfie kita pun akan berada di sosial media atau di status Whatsapp nya. Tapi ternyata jurus itu tidak berhasil, lalu benak kita muncul argumen

 " mungkin aku gak penting, satu kalipun dia gak pernah upload fotoku "  atau mungkin   "mungkin dia malu upload foto ku ".

"Semua lelaki itu sama saja " , eittt kata itu tidaklah benar. Sifat dan sikap lelaki tidaklah sama, ada yang hanya manis di kata, ada yang terkesan cuek tapi diam-diam perhatian. 

Tipe lelaki yang hanya manis di kata, biasanya mereka menunjukkan rasa perhatiannya hanya lewat bibir semata tidak di barengi dengan tindakan dan pembuktian. Tapi ada juga yang malah sebaliknya. Bibir manis mereka tidak banyak berkata, tapi tindakannya terkadang tidak terduga. Saat dia mengetahui kalau kita sedang sakit, biasanya dalam diam tiba-tiba dia bertindak. Tidak hanya berucap semoga lekas sehat tapi juga membawakan kita obat.

Tapi, setiap pasangan pasti memiliki sudut pandang yang berbeda, kalau masih merasa kita muncul di postingannya adalah hal yang begitu penting, cobalah renungkan kembali.

Bagi sebagian lelaki, menuturkan  " tidak penting seberapa sering dia memposting tentang pasangannya, yang terpenting sebarapa penting kita untuk dirinya ". 

 Menurut mereka, rasa sayang bukan dilihat dari sebuah postingan, tapi dilihat dari setiap tindakan. Seberapa besar rasa sayang bukan diukur dari waktu yang di berikan, tapi seberapa sering dia ada saat dibutuhkan. Perjuangkanlah lelaki yang lebih banyak menunjukkan kasihnya dengan tindakan bukan hanya sekedar ucapan, karena lelaki dengan tipe itulah yang sebenarnya lebih kita butuhkan. 



Friday, January 14, 2022

Resep Masakan Udang Saus Pedas Manis Daun Kemangi




 Siapa sih yang gak kenal hewan yang satu ini ??!! 
Pemilik nama latin " Caridea " ini banyak digemari dikalangan masyarakat, hihihi termasuk saya.
Cara mengolahnya pun tidak sulit. Hanya di goreng di balut dengan tepung saja rasanya sudah
" emm yummy !!! Apalagi jika di olah dengan berbagai jenis masakan, beberapa diantaranya sangat sedap bila di olah dengan saus padang, kuah saus tauco atau bisa juga hanya dijadikan udang bakar. 
Baru membahasnya saja jadi lapar kan hihihi. Tapi kali ini saya mencoba mengolah udang dengan bumbu saus pedas manis daun kemangi. Penasarankan apa aja bahan yang harus disiapkan ??
Yukk langsung kita intip resepnya.






 Bahan : 

  • 500 gr udang besar
  • 1 tongkol jagung manis
  • 1 buah tomat
  • 3 buah cabai hijau besar
  • 3 cm serai
  • 3 lembar daun jeruk
  • Bawang merah secukupnya
  • Bawang putih secukupnya
  • Saus tomat 
  • Saus pedas
  • Saori saus tiram
  • Daun kemangi sesuai selera
  • Garam secukupnya
  • Merica secukupnya
  • Gula pasir secukupnya
  • Air secukupnya

Cara membuat :
  • Rebus udang jangan terlalu matang, pastikan udang sudah dicuci dan dibersihkan.
  • Iris semua bumbu seperti, bawang merah, bawang putih, tomat, cabai.
  • Potong jagung menjadi beberapa bagian.
  • Daun jeruk buang bagian tulangnya.
  • Serai di geprek.
  • Jika udang sudah direbus, tiriskan. 
  • Tumis semua bumbu yang sudah diiris hingga keluar aroma harum termasuk serai, daun kemangi dan daun jeruk, kecuali tomat.
  • Setelah itu masukan air secukupnya, kurang lebih 200 ml. Jika dirasa kurang bisa ditambah sesuai kebutuhan dan biarkan mendidih. Setelah itu masukan garam, gula, merica dan penyedap rasa sesuai selera, lalu aduk rata. Tidak lupa masukan juga jagung manis yang telah dipotong. 
  • Jika jagung manis mulai terlihat sudah hampir matang, tambahkan saori saos tiram, saus pedas manis dan saus tomat sesuai selera. Aduk rata lalu masukkan tomat, dan udang. 
  • Jangan lupa untuk mencicipi jika dirasa ada bumbu yang kurang bisa ditambah.
  • Jika dirasa tingkat kematangan udang sudah pas, bisa siap di sajikan.

Note : Bagi pecinta peda bisa ditambah cabe rawit 😋




Senandung Pilu Putih Abu Abu Part 1





Tubuhku terasa setengah membeku kala tiupan angin menyentuh kulitku. Ingin rasanya aku tarik kain berbulu lembut warna biru muda yang selalu bisa menghangatkan tubuhku. Tapi jam di samping mejaku menginginkan hal lain. 

Belum sempat aku tarik kain bergambar teddy bear yang ada di ujung tempat tidurku, suara dering nyaring pun langsung terdengar sampai ke gendang telingaku.

Yahh, aku tahu, suara dering itu aku anggap seperti seorang ibu yang bertugas untuk membangunkan buah hatinya agar segera beranjak dari tempat tidur. 

Belum sampai satu menit benda itu berbunyi, dengan mata yang masih setengah tertutup, tangan ku bergegas meraba semua benda yang terletak di meja samping tempat tidurku. Tanganku terus mencari benda yang mengeluarkan bunyi yang begitu nyaring. 

* Plukkkk *

Akhirnya tanganku mendarat pada sebuah benda berbentuk persegi panjang, ternyata itu ponselku yang selalu aku letakkan tidak jauh dari benda yang sedang aku cari. 

Karna suara nyaring itu terus berdering tapi benda itu tak kunjung aku dapatkan, akhirnya aku putuskan untuk segera membuka mata selebar mungkin meskipun dua pasang bola mata terus mengajakku untuk mlenjutkan mimpi indah yang sempat mampir ke dalam tidurku.

 Tapi hasutan kedua bola mataku kalah dengan nyaringnya suara benda yang setiap harinya selalu terdengar di telingaku. Segera aku bergegas membuka mata dan bangkit dari tidurku untuk segera menghentikan suara yang begitu nyaring. 

* Ckckkck * aku berdecak kesal.

Setelah terduduk di ranjang, tanganku segera mendarat untuk menekan tombol yang ada di belakang benda yang sedari tadi inginku dapatkan.

**†**†*

 Jarum pendek di angka lima dan jarum panjang menunjuk ke angka dua belas, yaa itu artinya sekarang waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi.

Dan suara nyaring tadi berasal dari alarm jam yang semalam sudah aku pasang, dan itu artinya aku harus bergegas mandi. 

Dengan raut wajah yang terlihat seperti bunga layu, akhirnya aku mulai mendaratkan kakiku ke lantai yang seperti habis di pel memakai air es, terasa begitu dingin saat telapak kaki ini menyentuhnya. 

Dinginnya udara pagi ini membuat aku semakin malas untuk melangkah ke kamar mandi, ditambah lagi harus bersentuhan dengan dingin nya air yang ada di bak mandi.

Tapi sejujurnya kamar mandi lah satu-satunya yang jadi saksi bisu semua permasalahanku.

Dengan Langkah lambat seperti siput aku siap menuju kamar mandi yang hanya beberapa langkah dari kamarku.

Setibanya di depan pintu kamar mandi, aku langsung memutar benda bulat terbuat dari besi yang menempel di papan pintu, terasa begitu dingin di telapak tanganku. 

Udara pagi ini membuat gagang pintu pun ikut menjadi dingin.

* Cekrekkk..*

Setelah pintu terbuka aku bergegas masuk untuk segera membersihkan badanku meskipun aku enggan membiarkan air yang seperti es itu menyentuh kulitku. 

***†**†**

Dengan tubuh yang masih menggigil akibat bermain dengan air selama lima belas menit di kamar mandi, segera ku ambil handuk yang menggantung tak jauh dari pintu.

Tapi itu tidak cukup mengurangi rasa dingin yang kini membuat gigi atas dan bawah seakan saling beradu. 

 Handuk masih melingkar di badanku, dengan sigap aku segera mencari baju yang akan aku kenakan. 

" ini dia, atasan berwarna putih yang selalu membuat ku enggan untuk memakainya "  gumamku dalam hati.

Bagiku mengenakan baju ini serasa sesak. Bukan karena baju itu terlalu kecil untukku, tapi semua kejadian yang aku alami saat ini mulai aku rasakan semenjak aku mulai memakainya.

 " Sudahlah aku siap menerima semua hal yang menimpaku hanya demi masa depanku dan juga perjuangan orang tuaku ."

Aku segera memakai kemeja putih dan tertera sebuah nama " Senandung Rayna ." Iyah itu nama yang di berikan kedua orang tuaku.

Kemeja putih itu kini sudah melekat di badanku. Kini Tinggal rok berwana abu-abu yang siap aku kenakan. Seragam Putih abu-abu ini memang baru beberapa bulan aku kenakan, karna saat ini baru menginjak kelas sepuluh.

 Aku masuk di salah satu sekolah swasta, tapi rasanya seperti masuk sekolah Militer yang begitu banyak tantangan, seperti itu lah yang aku rasakan. 

Pakaian sudah rapi aku kenakan, wajah pun aku poles bedak yang tipis tipis saja, karena aku suka natural agar wajah manisnya tetap terlihat, tapi itu menurut Ayah dan Ibuku sih hihi. 

" Raynaaaaaa, cepat sarapan !!"  Teriak suara wanita yang sudah tidak asing di telingaku. 

" Iya Buuu, sebentar !!"

 Ibuku seperti nya sudah selesai menyiapkan sarapan pagi ini. Dengan sigap aku mengambil tas sekolah yang berada di atas meja belajar. 

**†**†**

Tiga piring nasi goreng dengan telur mata sapi lengkap dengan susu sudah tersaji di atas meja makan, tak ketinggalan juga ada segelas kopi dan juga teh. Meskipun aku sudah besar, tapi aku masih selalu di buatkan susu coklat kesukaanku.

 Aku duduk di kursi meja makan di sebalah kiri kursi yang sudah berpenghuni yang tak lain adalah Ayahku. Seperti biasa rutinitas ayahku membaca koran sambil minum kopi sebelum sarapan.

 " Ibu, sepertinya nasi goreng ini kita habiskan saja berdua, tadi Ayah bilang padaku dia tidak lapar. Baca koran saja sudah kenyang ."

 Sadar aku sedang menggodanya, Ayahku dengan cepat melipat koran dan langsung menyambar piring di hadapannya yang sudah berisi nasi goreng.

 " Satu piring saja kurang, apalagi kalau jatah Ayah kamu habiskan, bisa-bisa Ayah pingsan ."

 Ayah balik menggodaku.

" Mana mungkin Ayah pingsan, cadangan makanan di perut Ayah saja bisa muat satu bulan ."

Ledekku sambil menunjuk kearah perutnya yang sedikit buncit, yang disusul tawa Ayah dan Ibuku.

Hanya di rumah sederhana inilah aku bisa merasakan kehangatan dan keceriaan di setiap harinya.

Terlebih lagi aku sosok gadis yang periang, itu sebabnya suasana di rumahku selalu penuh canda tawa. Sejak kecil aku memang dikenal sebagai anak yang ceria, tapi sekarang tak lagi sama.

 Di mata Ayah dan Ibuku, aku memang gadis yang selalu terlihat ceria, tapi dibalik raut sumringah yang selalu aku tunjukkan, ada beban dan rasa takut yang setiap hari nya aku rasakan.

Tapi semua rasa itu sengaja aku pendam. Bukan tanpa alasan, karna aku tidak ingin membuat orang tuaku merasa cemas setelah mengetahui apa yang telah terjadi kepada putri semata wayangnya.

Semua piring di atas meja sudah bersih tak berisi, kami semua sudah selesai sarapan pagi. Kulihat benda bulat yang menempel di dinding, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 06.10 pagi.

Sejenak aku menghela napas sambil menerka-nerka kejadian apa yang akan aku lalui hari ini. Rasa takut dan sakit kini menyatu, sampai tak terasa air mata sudah bersiap meluncur dari kelopak mataku.

" Habis makan malah bengong ."

Suara Ayah membuyarkan lamunanku. Tapi untung nya Ayah tidak begitu memperhatikan wajahku.

Jadi tak perlu aku sembunyikan air mata yang sudah bersiap hendak jatuh dari kedua bola mataku. Dan Ibu tengah asik membereskan piring-piring di meja makan.

" Engga melamun kok Yah, Nha cuma lagi mikir kira-kira bulan ini naik uang jajan gak yah ?"

Aku menjawab dengan candaan nakal yang biasa aku tunjukkan agar orang tuaku tak menaruh curiga jika anaknya ini menyimpan sejuta kesedihan.

" Dasar kamu ini, gak pernah sekali aja jawab yang bener ."   Tawa kecil Ayah membuat Ibuku terheran.

" Ada apa ini, bergosip tapi berduaa aja ."

Ibu mulai penasaran dengan apa yang sedang kami bicarakan. Belum sempat aku menjawab, Ibu mengingatkan sudah waktunya aku berangkat sekolah.

" Nha, ini udah jam berapa ? Nanti kamu telat loh ."

Benar saja jam sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi. Aku biasa berangkat lebih awal karena harus naik kendaraan umum, karena sekolahku dengan tempat kerja Ayah berbeda arah. 

Karena itu aku jadi tidak bisa meminta Ayah untuk mengantarku dulu ke sekolah. Setelah bergegas memakai sepatu, tak lupa aku berpamitan pada Ayah dan Ibuku.

" Rayna berangkat sekolah dulu yah !" sambil ku cium tangan Ayah dah Ibu secara bergantian.

" Hati-hati nha !"   jawab mereka dengan kompak.

Aku melangkah dan perlahan meninggalkan rumahku. Tak sampai 5 menit, aku tiba di tempat dimana biasa angkutan umum menunggu para penumpangnya.

Aku bergegas menaiki kendaraan itu dan terlihat mulai di penuhi penumpang. Belum dua menit aku duduk, pak supir mulai tancap gas karena bangku-bangku sudah terisi penuh oleh penumpang. 

Dalam perjalanan, aku melanjutkan lamunanku yang tadi sempat buyar. Masih dengan perasaan gelisah hingga rasanya aku ingin bolos sekolah. 


 

 

 

 



Wednesday, January 12, 2022

Kala Jodoh Yang Tepat Datang Terlambat





Bukan hanya siswa saja loh yang bisa datang terlambat, tapi jodoh pun bisa datang terlambat. Eittss tapi bukan karena dia terlambat bangun yah hihihi.

Mungkin di antara kita ada yang pernah mengalami dikhianati oleh seseorang yang awalnya kita pikir dia lah jodoh kita, takdir yang Tuhan berikan.

 Sampai pada waktu nya ketika dia meminta kita untuk menyatukan dua kata jadi satu yaitu aku, kamu jadi kita, kalian langsung menyetujuinya. Pasti saat itu kalian berfikir, "Dia lah jodoh yang Tuhan berikan untuk menjadi pendampingku".

Waktu berlalu begitu cepat, beberapa tahun menjalani hari-hari bersama orang yang membuat kita mempunyai gelar sebagai istri. Dibanjiri hangat nya kasih sayang dari seorang suami. Sampai akhir nya kita semakin mengagumi sosok yang telah Tuhan kirim untuk kita. 

Panas nya api pertengkeran pasti selalu di rasakan setiap pasangan, tapi selalu kembali padam ketika dua insan bisa saling memahami dan saling memaafkan. Sampai akhir nya kita kembali lagi bisa merasakan hangat nya kasih sayang. 

Tapi siapa sangka, di balik perhatian dan kasih sayang yang dia berikan selama ini, bukan hanya kita saja yang mendapatkan nya, melainkan ada seseorang yang turut merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang selama ini kita dapatkan dari orang yang sama dan tanpa sepengetahuan kita.

Setelah kita mengetahui segalanya, ada yang berfikir kalau jodoh hanya datang satu kali, jadi,

 "kalau dia jodohku,dia pasti kembali".

 Karna pemikiran itu lah yang membuat kita tetap bertahan meski sakit terus di rasakan. Atau mungkin sebagian dari kita berfikir,

 "mungkin ini cobaan rumah tangga". 

Karena sudah lelah dan tak kunjung ada perubahan, akhirnya kita memilih mundur. Memang tidak mudah melepaskan sesuatu yang kita anggap teramat berharga. Sakit memang, tapi lebih sakit jika terus bertahan. 

Sesorang yg kita yakini dia lah jodoh terbaik, nyata nya bukan takdir kita. "Kenapa Tuhan mengirimkan jodoh yang salah, menitipkan seseorang untuk sesaat tapi memberi luka yang mungkin akan sembuh dalam waktu lama" . Akhirnya kita berfikiran buruk tentang takdir yang Tuhan beri.

Waktu kembali berlalu begitu cepat. Sampai pada waktu dimana kita seperti di lahirkan kembali, bertemu sosok baru yang bisa mengisi kekosongan hati yang sudah lama tak berpenghuni. Tapi hati masih takut untuk mengizinkan dia masuk, bukan karna luka lama masih membekas, tapi takut kembali mendapatkan takdir yang salah.

Di saat keraguaan menghampiri, Tuhan seperti memberi isyarat, dengan cara membuka pintu hati ku agar bisa membiarkan masuk sosok pengganti yang telah lama pergi.

 Dan tiba waktu nya dimana hati mulai sepenuhnya memberi ruang kepada seseorang yang benar-benar tulus ingin singgah di hati, bukan mengisi lalu pergi. 

Beberapa tahun telah berlalu, masih dengan sosok yang telah menjadi pengobat duka dan lukaku di masa lalu . Yang awalnya  ku pikir jodoh hanya datang satu kali ternyata itu salah, dan siapa sangka kalau jodoh yang tepat bisa datang terlambat. Dan dia yang tidak tepat, hanya singgah sesaat.




Cucu Untuk Mereka Part 3

  Siang itu aku baru saja selesai mengerjakan semua tugas rumah. Sejenak aku putuskan untuk merebahkan diri di sofa karena aku mulai merasa ...